Saturday, September 27, 2014

Permasalahan Sosial di Indonesia: Individualisme (Ilmu Sosial Dasar)

Gencarnya perkembangan teknologi dan globalisasi yang masuk ke Indonesia tak pelak memunculkan masalah baru dalam pergaulan masyarakat masa kini. Salah satu permasalahan yang muncul adalah munculnya sikap individualisme di tengah masyarakat, terutama masyarakat yang hidup di perkotaan. Padahal sejarah nenek moyang kita sejak zaman dahulu menerapkan sistem
gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia pun mendapat julukan negara timur yang penduduknya ramah dan sopan. Namun yang kita temui saat ini adalah masyarakat yang hidup indivudualis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Individualisme adalah paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain. Bisa ditarik kesimpulan bahwa individualisme adalah paham yang tidak mau memperdulikan orang lain dan hanya peduli terhadap urusan mereka masing-masing. Masyarakat individual seperti inilah yang sering kita temui di perkotaan atau lebih tepatnya pada masyarakat yang tinggal di komplek-komplek perumahan, terutama yang tinggal di perumahan elit.

Munculnya masyarakat individualis salah satunya dikarenakan gaya hidup yang berubah. Misalnya seseorang berangkat ke kantor pagi buta dan baru kembali ke rumah pada malam hari di hari kerja, dan di hari minggu ia pergi berlibur bersama keluarga keluar kota atau hanya sekedar berkeliling kota sehingga ia beralasan tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Itu mungkin contoh untuk satu keluarga, bagaimana jika semua kaluarga yang menghuni sebuah komplek memiliki gaya hidup yang serupa?

Akibat yang ditimbulkan dari masalah tersebut adalah individualisme makin tumbuh berkembang subur. Aspek sosial dan budaya asli Indonesia yang ketimuran lama kelamaan mulai terkikis habis. Rakyat Indonesia yang dulunya boleh berbangga menyandang gelar negeri dengan penduduk yang ramah, sekarang apa yang mau dibanggakan?

Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah salah satu sarana langkah preventif untuk mencegah tumbuh suburnya individualisme di masyarakat. Seorang Ketua RT atau RW dapat mengajak warga sekitar untuk melakukan kerja bakti misalnya, atau pertemuan antar warga sesering mungkin agar warga bisa mengenal satu sama lain. Para pemuda pun diberi kegiatan semisal ikut bergabung dalam karang taruna agar mereka juga bisa saling mengenal satu sama lain. Dengan begitu tak perlu menunggu waktu lama hingga individualisme terkikis dari budaya masyarakat Indonesia.

No comments:

Post a Comment